Peran Pondok Pesantren dalam Pembinaan Keberagamaan Remaja

Wahyu Nugroho

Abstract


Penelitian ini berupaya menggali lebih dalam dalam tentang relasi masyarakat dengan pondok pesantren dan peran pondok pesantren dalam pembinaan keberagamaan remaja. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah bagaimana perilaku keberagamaan remaja?, bagaimana peran pondok pesantren dalam meningkatkan perilaku keberagamaan?, apa problematika pembinaan keberagamaan remaja? Metode yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Penelitian ini dilakukan mulai bulan November 2013 di pondok pesantren al-Hasan. Responden dalam penelitian ini terdiri atas, pengasuh, pengurus dan santri serta remaja sekitar. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara dan observasi. Setelah melakukan analisis, di peroleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa keberagamaan remaja yang beragam dan agak minim. Peran pondok yang dijalankan sebagai fasilitator, mobilisasi, sumber daya manusia, agent of development dan agen of excellence kurang berjalan maksimal. Pembinaan yang dilakukan kurang berjalan maksimal karena di pengaruhi berbagai faktor salah satunya kurang komunikasi antara remaja dengan pondok pesantren.

 

This study seeks to dig deep inside of people's relationships with the boarding school and the role of religious boarding school in coaching teenagers. The main question to be answered through this research is how the behavior of adolescent religious boarding school ?, what are the roles of boarding school in increasing the religious behavior?, what are the problems of fostering teenagers religiosity? It is a qualitative research. This study was conducted from November 2013 in the Al-Hasan boarding school. Respondents in this study consisted of caregivers, administrators and students as well as the teen around. Data collection techniques used in this research is interview and observation. The results show that religious teens are varied and somewhat lack. The role of the boarding school as a facilitator, mobilization, human resources, an agent of development and agents of excellence are not running optimally. Coaching is in less effect since it was influenced by many factors, one of which is less communication between adolescents with boarding school.

Full Text:

PDF


DOI: https://doi.org/10.18326/mdr.v8i1.89-116

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2016 Wahyu Nugroho

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License.


Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah (PGMI)

Universitas Islam Negeri (UIN) Salatiga, Indonesia

Jl. Lingkar Salatiga Km. 2 Pulutan, Sidorejo, Kota Salatiga, Jawa Tengah 50716,
Telp. (0298) 323706 – Fax. (0298) 323433

Technical Support: jurnalmudarrisa@iainsalatiga.ac.id

 

View MUDARRISA Stats

 

 

P-ISSN: 2085-2061

E-ISSN: 2541-3457